Topsumutpress.com – David Butar-butar (42), bersama dengan dua anaknya, Pangeran Jonathan Butar-butar (19) dan Samuel Butar-butar (16) babak belur dan dirawat di rumah sakit.
Keluarga pengusaha kedai tuak, di Jalan AR Surbakti Kecamatan Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng) Provinsi Sumatera Utara (Sumut) itu, dikabarkan babak belur dihajar belasan oknum anggota Satpol PP Tapteng.
Peristiwa itu terjadi saat petugas Satpol PP Tapteng menggelar razia di Jalan AR Surbakti. Tidak diketahui penyebabnya, sekelompok oknum Satpol PP yang turun dari truk dalmas masuk ke kedai tuak milik David Butar-butar dan langsung menghajarnya.
Bukan itu saja, tidak puas menghajar David, Pangeran Jonathan Butar-Butar dan Samuel Butar-Butar yang juga berada di dalam kedai turut menjadi korban keberingasan belasan oknum Satpol PP Tapteng ini. Padahal keduanya hanya berupaya melindungi bapaknya.
Bahkan kemudian, David dan kedua anaknya diseret ke dalam truk Satpol PP, lalu dibawa menuju kantor Satpol PP Tapteng. Sepanjang perjalanan, korban diinjak-injak dan dipukuli menggunakan besi.
Sesampainya di kantor Satpol PP Tapteng, semua personil Satpol PP turun dari truk, sementara ketiga korban dibiarkan berada di dalam truk. Setelah lampu lapangan kantor Satpol PP dipadamkan, ketiga korban di tarik dari dalam mobil dan diseret ke lapangan.
Korban sempat memberontak, namun tetapi dipukuli dengan menggunakan potongan besi.
“Sampai dikantor Satpol PP, mereka langsung mematikan lampu dan memukuli kami kembali,” demikian pernyataan salah seorang korban yang dikutip awak media. “Sudah kita laporkan ke Mapolsek Pandan,” tukasnya.
Bukan hanya David dan dua anaknya, seorang warga yang lainnya yakni Adi Putra Sikumbang (31), warga Gang Pasaman Pandan, yang sedang melintas mencari rekannya di lapangan tenis di depan Kantor Satpol PP Tapeng, juga ikut jadi korban.
Ade Putra Sikumbang yang tidak tahu apa-apa, dikeroyok hingga mengalami luka dipelipis kanan dan kiri, luka memar di dada dan punggung sebelah kiri.
Akibat kejadian, ke empat korban terpaksa mendapatkan perawatan medis dari pihak RSUD Metta Medika akibat mengalami luka-luka pada bagian kaki, tangan dan robek pada bagian mulut.
Kapolsek Pandan, AKP Herry Sugiarto SH ketika dikonfirmasi via aplikasi Whats App (WA), apakah benar sudah dilaporkan ke Polsek Pandan, tidak membantah adanya dugaan penganiayaan tersebut.
“Pengaduannya di Polres Tap Teng,” ungkapnya.
Terpisah, Kepala Satpol PP Tapteng, Jontriman Sitinjak ketika dikonfirmasi via aplikasi WA, enggan memberikan penjelasan. Ketika ditelepon, pejabat tersebut enggan ‘mengangkat’ teleponnya meski nada sambungnya terdengar aktif. (n70/tsp)
Discussion about this post